Selasa, 22 Januari 2019|11:33:09 WIB
Jakarta: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian masih optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia sesuai dengan target yang ditetapkan yakni 5,3 persen. Keyakinan itu muncul meski Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,5 persen di 2019.
"Kita masih bisa (capai target 5,3 persen pertumbuhan ekonomi di 2019). Kalau negara global melambat tentu menjadi perlu lebih keras kerjanya, tapi kita masih akan tetap berupaya dan berjuang untuk itu," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, di Kemenko Perekonomian, Senin malam, 21 Januari 2019.
Darmin mengatakan langkah pemerintah menjaga pertumbuhan ekonomi agar sesuai target adalah dengan mendorong ekspor. Pemerintah saat ini sedang mengidentifikasi satu per satu komoditas yang bisa mendongkrak ekspor.
"Kan enggak semua negara-negara besar (terimbas pelambatan ekonomi). Yang paling penting, kita cari apa yang bisa kita ekspor ke negara-negara itu," ungkap dia. Untuk investasi, lanjut Darmin, pemerintah sudah mengeluarkan beberapa kebijakan. Mulai dari penyederhanaan perizinan melalui Online Single Submission (OSS) hingga insentif bagi industri pionir yang berinvestasi dengan modal paling sedikit Rp100 miliar.
"Itu sudah kita keluarkan sejak beberapa bulan yang lalu, kita sudah memperkirakan itu sebenarnya sejak tahun lalu cuma ya memang ada yang kemudian datangnya lebih cepat. Tapi kalau untuk investasi itu dampaknya juga pasti lama. Artinya investasi datang sekarang, hasilnya juga mungkin baru berapa tahun lagi," urai Darmin.
Sebelumnya, IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,5 persen pada 2019 dan 3,6 persen di 2020 atau turun masing-masing 0,2 persen dan 0,1 persen dari perkiraan Oktober 2018. Pemangkasan itu dipicu oleh pelambatan ekonomi Eropa, Tiongkok, perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, serta kemungkinan 'No Deal' Brexit.
Adapun pertumbuhan ekonomi di Zona Euro diproyeksikan melambat dari 1,8 persen pada 2018 menjadi 1,6 persen di 2019 atau lebih rendah 0,3 persen dibandingkan dengan proyeksi IMF tiga bulan lalu. Penurunan tersebut tercermin dari pelemahan ekspor oleh negara-negara Eropa seperti Jerman dan Italia.
ABD/medcom.id